BANTAHAN Terhadap Mereka Yang Membolehkan Perayaan Maulid Nabi
( — 2 — )
Fadhilatu asy-Syaikh al-‘Allamah Shalih bin Fauzan al-Fauza hafizhahullah :
Berdalih bahwasanya perayaan Maulid Nabi ini diamalkan oleh kebanyakan manusia di berbagai negeri.
Jawaban dari syubhat ini, kita katakan:
Hujjah (yang bisa diterima, pen) adalah keterangan yang telah pasti datangnya dari Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Keterangan yang telah pasti dari Rasul – shallallahu ‘alaihi wa sallam – adalah LARANGAN terhadap amalan-amalan bid’ah secara umum, dan (amalan Maulid ini) termasuk salah satunya. Amalan manusia, jika menyelisihi dalil, maka bukanlah hujjah, walaupun banyak yang mengamalkannya.
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang ada di muka bumi, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” (al-An’am: 116)
Senantiasa ada –segala puji hanya bagi Allah– pada setiap masa orang-orang yang mengingkari amalan bid’ah ini dan menjelaskan kebatilannya. Maka tidak ada lagi hujjah yang tersisa bagi mereka-mereka yang masih terus melakukan bid’ah ini setelah jelas kebenaran bagi mereka.
Di antara para ulama yang mengingkari perayaan bid’ah ini Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah di dalam kitab “Iqtidha’ ash-Shirath al-Mustaqim”, al-Imam asy-Syathiby di kitab “al-I’thisham”, Ibnu al-Hajj di “al-Madkhal”, asy-Syaikh Tajuddin ‘Ali bin ‘Umar al-Lakhmy menulis pengingkaran beliau pada satu kitab tersendiri, asy-Syaikh Muhammad Basyir as-Sahsuwany al-Hindy di kitab beliau “Shiyanat al-Insan”, Sayyid Muhammad Rasyid Ridho (salah satu tokoh mu’tazilah di zaman ini, pen) menulis sebuah risalah tersendiri, asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu asy-Syaikh menulis sebuah risalah tersendiri pula, Samahatu asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz, dan yang selain mereka dari para ulama yang tak henti-hentinya menulis pengingkaran terhadap bid’ah ini setiap tahunnya di berbagai surat kabar dan majalah pada waktu dilakukannya perayaan bid’ah ini.
http://www.manhajul-anbiya.net/bidahnya-perayaan-maulid-nabi-2/
Https://telegram.me/salafiyyun